BANGUN pagi, setelah Shalat Subuh, Bagong, mulai mengiris-iris pisang. Setelah itu pisang digoreng untuk dibuat menjadi makanan yang biasa disebut kripik pisang. Setelah mandi, dia kemudian bergegas berangkat ke sekolah.
Di sekolah, Bagong menjual kripik pisang yang baru saja dibuatnya kepada teman-teman dan beberapa guru. Sementara saat dia sibuk dengan aktivitasnya mengolah pisang, kakaknya Gareng dan Petruk masih tidur mendengkur. Tak heran kalau Bagong kemudian menjadi anak yang disukai oleh Semar.
Itulah sedikit cuplikan alur cerita pementasan wayang koplak dengan judul ‘’Bagong Berjualan Kripik Pisang’’ yang dimainkan kelompok Wayang Koplak dari Komunitas Kantong-kantong Budaya Kendal di acara perpisahan dan wisuda siswa-siswi TK dan SD Universal Ananda Patebon Kendal Sabtu (12/6).
Meskipun durasi pementasan hanya sekitar 20 menit, namun penampilan kelompok Wayang Koplak cukup menghibur puluhan siswa yang menyaksikan pertunjukan itu. Tidak hanya siswa, beberapa wali murid dan guru yang hadir dalam acara tersebut sempat terbius oleh “permainan” Agus Koplak yang berperan sebagai dalang.
“Pertunjukan itu sangat bermanfaat karena ceritanya mendidik. Dengan bentuk wayang seperti ini, saya yakin bisa untuk memperkenalkan anak pada kesenian wayang,” kata Diana, salah satu wali murid yang ikut menyaksikan pertunjukan.
Sangat Bermanfaat
Terpisah, Ketua Yayasan Ananda, Nunik mengatakan, pertunjukan Wayang Koplak yang ditampilkan dalam acara perpisahan siswanya itu menurutnya sangat disukai oleh para siswa. Pementasan seperti ini, tambahnya, dia nilai sangat bermanfaat bagi anak-anak sebagai ajang memperkenalkan diri pada kesenian daerah seperti wayang.
“Meskipun cerita yang dibawakan bukan cerita pakem pewayangan, namun alur cerita sangat tepat untuk siswa kami. Sebab di SD Ananda, ada pelajaran kewirausahaan seperti pesan dalam pementasan,’’ kata Nunik.
Ketua Himpaudi Kendal ini menambahkan, dalam hal kewirausahan seperti yang diceritakan dalam pertunjukan wayang koplak juga diajarkan di sekolahnya.
“Di sekolah siswa juga diajarkan bagaimana cara membuat kripik pisang, bagaimana cara memasak sayur bayam dan sebagainya. hal itu dimaksudkan untuk mengajarkan siswa agar bisa mandiri,” tambahnya.
Sementara, Slamet Priyatin, Ketua Komunitas Kantong-kantong Budaya Kendal (K3BK) menambahkan, pertunjukan kesenian wayang yang dikreasi dan disederhanakan dalam pertunjukan itu dimaksudkan untuk memperkenalkan wayang kepada generasi muda.
“Tentunya, dengan cerita yang ringan dan dekat dengan keseharian anak, maka maksud yang akan disampaikan lebih bisa diterima oleh anak. Meskipun sedikit merubah pakem pertunjukan wayang, kita berharap kesenian wayang bisa kembali dikenal anak-anak di usia dini,” pungaksnya. (Lanang Wibisono-14)
0 komentar:
Posting Komentar