“Absolve me, teach me, purify me, strengthen me: take me to Thyself, that I may be Thine and Thine only.” – Joseph Barber Lightfoot
Ada beberapa ritual masyarakat Indonesia
yang dilakukan menjelang bulan suci Ramadan. Ritual-ritual ini memang
tidak tertulis secara gamblang dalam kitab suci, namun kalau kita hayati
sebenarnya memiliki makna yang sangat arif dan mendalam. Contoh ritual
tersebut yang sampai sekarang masih dilakukan di Jawa sebelum puasa
adalah “nyadran” dan “padusan”.
“Nyadran” adalah ziarah ke makam leluhur
dan makam keluarga. Tradisi ini dilakukan dengan mendoakan arwah para
leluhur beserta keluarga yang telah meninggal dan membersihkan lokasi
makam secara masal sebagai penghormatan kepada leluhur dan keluarga yang
telah meninggal tersebut. Kali ini kita tidak membicarakan tentang
nyadran karena kata-kata “makam”, “arwah”, “orang meninggal” mungkin
menimbulkan kesan horor dan bagi beberapa orang yang tidak menyukai
dunia horor pasti bilang “udah nggak usah dibahas”. Hehehe…
Sedangkan “Padusan” yang berasal dari
bahasa Jawa “adus” (mandi) adalah pensucian diri sebelum menyambut bulan
ramadan dengan mandi, membasuh badan, atau berenang di suatu tempat
yang biasanya merupakan tempat pemandian umum, seperti di sumber mata
air, sendang, sungai, kolam renang, dan lain sebagainya. Ritual ini
dimaksudkan agar raga dan pikiran bersih sebelum siap melakukan puasa
keesokan harinya sampai satu bulan ke depan. Salah satu lokasi Padusan
yang saya kunjungi kali ini adalah sumber mata air alami di Pengging,
Boyolali, Jawa Tengah.
Pengging ini dulu sebenarnya adalah
suatu wilayah yang luas yang mencakup Solo, Jogja, Boyolali, Klaten, dan
Salatiga. Tapi sekarang kalo bicara tentang Pengging, lokasi yang
dimaksud menyempit hanya di sekitar Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono,
Kabupaten Boyolali.
Di Pengging terdapat lokasi wisata yang disebut “umbul”. Seperti namanya, umbul
ini berarti sesuatu yang “mumbul” atau sesuatu muncul naik ke atas yang
tak lain adalah untuk menyebut mata air yang menyemburkan air keluar
dari dalam tanah. Pernah minum air mineral semacam Aq*ua donk… Nah, bisa
dibayangkan air mineral yang biasa Anda minum itu kini Anda gunakan
untuk berenang… hehehe…
Banyak memang mata air di Pengging ini,
misalnya Umbul Sungsang, Umbul Ngabean, Umbul Temanten, Umbul Plempeng
dan umbul-umbul lainnya. Umbul-umbul ini dulunya merupakan tempat
pemandian para raja, tapi kini semua masyarakat bisa menggunakannya.
Untuk memasuki umbul ini cukup bayar tiket masuk Rp1.500 saja.
Di hari biasa, umbul ini digunakan oleh
orang-orang “sakti” untuk “kungkum” atau berendam karena dipercaya
mendatangkan kekuatan gaib. Percaya atau tidak, saya kembalikan ke
keyakinan masing-masing. Yang jelas, berendam dan berenang di sumber
mata airnya langsung benar-benar suegggerrrr cyiiiin….
sumber: puppytraveler.com
0 komentar:
Posting Komentar