Wanita yang pernah mengalami gangguan makan dua kali lebih mungkin membutuhkan perawatan kesuburan. Demikian hasil sebuah studi pada lebih dari 11.000 ibu di Inggris, seperti dikutip stasiun berita BBC.
Selama studi, tim peneliti menanyakan tentang sejarah gangguan makan, dan sikap wanita terhadap kehamilan hingga paruh pertama kehamilan.
Studi ini menemukan, sebanyak 39,5 persen wanita dengan riwayat bulimia atau anoreksia membutuhkan waktu lebih dari enam bulan untuk hamil. Mereka juga lebih mungkin membutuhkan perawatan kesuburan yakni 6,2 persen dibandingkan 2,7 persen pada populasi normal.
"Calon ibu harus mencari bantuan awal untuk mengenali gejala gangguan makan. Mereka juga mungkin membutuhkan dukungan selama dan setelah kehamilan," kata para peneliti King College London dan University College London dalam Jurnal Internasional Obstetri dan Ginekologi.
Namun yang cukup mengejutkan, wanita yang memiliki riwayat acak anoreksia justru memiliki peluang kehamilan lebih tinggi.
Peneliti utama Dr Abigail Easter dari Institut Psikiater di King College, mengatakan, "Penelitian menyoroti bahwa ada resiko kesuburan yang terkait dengan gangguan makan.
"Namun, tingginya tingkat kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita dengan riwayat anoreksia menunjukkan bahwa wanita meremehkan kesempatan mereka untuk hamil," kata Easter..
Selain itu, masa kehamilan merupakan waktu yang menyulitkan bagi penderita gangguan makan. Maka, saran Easter bagi wanita yang merencanakan kehamilan, idealnya harus mengobati gejala gangguan makan mereka sebelum konsepsi, dan para profesional kesehatan harus mempertimbangkan gangguan makan ketika menilai kesuburan dan memberikan pengobatan.
Maria George, dari badan amal gangguan makan mengungkapkan gangguan makan bahkan menciptakan masalah kesehatan dalam jangka panjang.
"Gangguan makan adalah penyakit serius yang menghilangkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Dan ini memiliki konsekuensi pada kesehatan dalam jangka panjang." (ren)
sumber :www.kosmo.vivanwes.com
0 komentar:
Posting Komentar