Tumini seorang wanita dewasa  pegawai sebuah kantor swasta asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi  menunggu bus kota di mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang  dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi  semakin kelihatan lekuk likunya.
Bus kota  datang, tumini berusaha naik lewat pintu belakang, tapi kakinya kok  tidak sampai di tangga bus. Menyadari keketatan roknya, tangan kiri  menjulur ke belakang untuk menurunkan sedikit resleting roknya supaya  agak longgar.
Tapi, ough, masih juga belum bisa naik. Ia  mengulangi untuk menurunkan lagi resleting roknya. Belum bisa naik juga  ke tangga bus. Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia  menurunkan lagi resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat mendorong  pantatnya dari belakang sampai Marini terloncat dan masuk ke dalam bus.
Tumini melihat ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya, ternyata ada pemuda gondrong yang cengar-cengir melihat Tumini.
“Hei, kurang ajar kau. Berani-beraninya nggak sopan pegang-pegang pantat orang!”
Si  pemuda menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak. Masak belum  kenal aja berani-beraninya nurunin resleting celana gue.”



 





 05.34
05.34
 awas ada boy
awas ada boy
 
 Posted in:
 Posted in:  

 
 

0 komentar:
Posting Komentar